7 research outputs found

    PENERAPAN PENGGUNAAN PAKAN LOKAL YANG MENGANDUNG TANAMAN HERBAL PADA TERNAK BABI

    Get PDF
    Suatu kegiatan pengabdian telah dilaksanakan di kelompok Tani Tetus dan Suka Maju di desa Oeltua Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Iptek kelompok masyarakat agar memperbaiki manajemen pemeliharaan ternak babi ke arah lebih baik, sehingga memperoleh produksi yang lebih tinggi.  Metode yang digunakan adalah metode latihan (in house training, dengan menerapkan teknologi inovatif yakni penyuluhan, praktek, pendampingan dan evaluasi tentang manajemen perkandangan, manajemen menjaga kesehatan ternak, cara membuat pakan bernutrisi tinggi dan meramu herbal, teknik pemberian pakan. Hasil yang dicapai penyuluhan dan praktek berhasil (meningkat >80%) dilihat dari kehadiran dan keaktifan, mengelola kesehatan ternak dan lingkungan dengan perbaikan kandang (meningkat >70%), mampu membuat pakan campuran dengan bahan pakan lokal+herbal (meningkat >60%), trampil cara/teknik  pemberian pakan (meningkat >80), sehingga terjadi peningkatan pendapatan.  &nbsp

    Penerapan Penggunaan Daun Kelor Dalam Sistem Pakan Basah (Liquid Feeding) Untuk Meningkatkan Kesehatan Dan Produksi Ternak Babi

    Get PDF
    ABSTRACT A community service has been carried out in Baumata Timur Village, Taebenu District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara (NTT). The problem faced is the low level of knowledge and technology in the health management of pigs so that it is found that many of their pigs have died (> 40%) of which no one has used local ingredients such as Moringa leaves as a supplement in their pig feed. Low production and high mortality in pigs are caused by factors of nutritional deficiencies and an unhealthy environment, so that quality feed ingredients are needed, have economic value, and maintain the cleanliness of environmental livestock. The solutions offered and implemented are improvement of feed management and health of pigs including: a) Preparation procedures, quality feed ingredients from Moringa leaves; b). mixing liquid feeds; c) Procedures for managing livestock and environmental health. The methods used are: counseling and management practices of feed and health of pigs. The results of extension activities and practice of making economical feed, techniques for making quality liquid feed and management of pig health management can be carried out properly. It can be concluded that knowledge about feed management and pig health for farmer farmer communities in Manefu and Neketuka hamlet, East Baumata village increases in pig raising.   ABSTRAK Suatu pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).  Masalah yang dihadapi, adalah rendahnya pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan kesehatan ternak babi sehingga dijumpai banyak ternak babi mereka mengalami kematian (>40%) dari belum ada yang memanfaatkan bahan lokal seperti daun kelor sebagai suplemen dalam pakan babinya. Produksi yang rendah dan kematian yang tinggi pada ternak babi disebabkan factor kekurangan nutrisi dan lingkungan yang tidak sehat, sehingga    dibutuhkan bahan pakan yang berkualitas, bernilai ekonomis, dan menjaga kebersihan ternak lingkungan.  Solusi yang ditawarkan dan diterapkan adalah perbaikan manajemen pakan dan kesehatan ternak babi meliputi : a) Tata cara penyiapan, bahan pakan berkualitas dari daun kelor; b). mencampur liquid feed  ; c) Tata cara pengelolaan kesehatan ternak dan lingkungan.  Metode yang digunakan adalah: penyuluhan dan praktek manajemen pakan dan kesehatan ternak babi. Hasill kegiatan penyuluhan dan praktek membuat pakan ekonomis, teknik membuat liquid feed berkualitas dan manajemen pengelolaan kesehatan babi dapat terlaksana dengan baik.  Dapat disimpulkan pengetahuan tentang manajemen pakan dan kesehatan ternak babi bagi masyarakat petani peternak di kelompok masyarakat Dusun Manefu dan Neketuka Desa Baumata Timur meningkat dalam pemeliharaan ternak babi

    PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SIKUMANA

    Get PDF
    ABSTRAKPertambahan jumlah penduduk adalah salah satu factor naiknya jumlah timbulan sampah. Berdasarkan data tahun 2021 total sampah perhari sebanyak 218 ton dan 48% adalah sampah rumah tangga. .Limbah organik hasil buangan dari pemukiman penduduk diantaranya terdiri dari berbagai macam sayur-sayuran dan buah-buahan. Sistem pengelolaan sampah yang dibuat hanya terbatas pada membuang atau mengumpulkan sampah jauh dari pemukiman. Meskipun saat itu material dari plastik sendiri masih jarang dan komposisi sampah masih didominasi sampah sisa makanan (organik), tingkat produksi sampah yang masif dan dengan frekuensi yang tinggi membuat sampah-sampah tersebut tidak punya cukup waktu untuk bisa terurai secara alami.Limbah organik dari rumahtangga dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi pakan ternak diantaranya adalah batang pisang, kangkung, kubis, kecambah kacanghijau, daun jagung dan kulit jagung. Program pengabdian ini dilaksanakan selama bulan Juli – Agustus 2023 di Kelurahan Sikumana, tujuan darikegiatan PKM kali ini adalahpengolahan sampahorganik menjadi pakan ternak babi. Kegiatan Pengabdian dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan ternak dengan bahan baku limbah organik yang ada diekitar masyarakat. Hasil fermentasi pakan ternak berwarna kecoklatan dan tidak berbau, yang menunjukkan bahwa fermentasinya berhasil. Kegiatan pengabdian berjalan dengan baik dan sistematis, partisipasi dari mitra juga aktif dan sangat antusias. Kegiatan pelatihan ini memberikan ilmu dan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat bagi mitra dalam hal perkembangbiakan ternak babi dan pemberian pakan ternak babi yang tepat. Kata Kunci: sampahorganik; pakan ternak; kelurahan sikumana. ABSTRACTThe increase in population is one of the factors for the increase in the amount of waste generation. Based on data for 2021, the total waste per day is 218 tons and 48% is household waste. Organic waste resulting from the disposal of residential areas consists of various kinds of vegetables and fruits. The waste management system created is limited to disposing or collecting waste far from settlements. Even though at that time the plastic material itself was still rare and the composition of waste was still dominated by (organic) food waste, the massive level of waste production and the high frequency meant that the waste did not have enough time to decompose naturally. Organic waste from households can be utilized and processed into animal feed including banana stems, kale, cabbage, green bean sprouts, corn leaves and corn husks. This service program is carried out from July to August 2023 in the Sikumana Village, the purpose of this PKM activity is processing organic waste into pig feed. Service activities are carried out in the form of counseling and training in the manufacture of animal feed with organic waste raw materials that exist around the community. The results of fermented animal feed are brownish in color and odorless, indicating that the fermentation was successful. Service activities run well and systematically,  participation of partners is also active and very enthusiastic. This training activity provides new knowledge and knowledge that is very useful for partners in terms of pig breeding and proper feeding of pigs. Keywords: organic waste; animal feed; sikumana village

    PEMBERIAN MAKANAN KRIP (CREEP FEED) YANG MENGANDUNG GULA LONTAR DAN “LARD” PADA ANAK BABI UMUR 3-8 MINGGU (FEEDING CREEP FEED CONTAINED PALM SUGAR AND LARD FOR PIGLETS AGED 3-8 WEEKS)

    Get PDF
    An experiment was carried out in Baumata vilage. The sub district of Taebenu, Kupang City.  The purpose of this experiment was to evaluate effect of the used creep feed contained palm sugar and lard of the young pigs ages 3-8 weeks on performance, haematologic and economics.  This experiment used 20 piglets aged 2 weeks  with averaged initial body weight of 2,31 kg (KV=13,5%).  The feedstuffs consisted of yellow corn, peanut, small green pea, fish meal, salt, pigmix, by product coconut oil.  The experiment used a completely randomized design of 5 treatments and 4 replicates.  The five treatmens  were: (1) R0 (without creep feed); (2) R1 (0% palm sugar and 7,5% lard); (3) R2 (2,5% palm sugar and 5% lard); (4) R3 (5% palm sugar and 2,5% lard); and (5) R4 (7,5% palm sugar and 0% lard). The result of the experiment showed that the used creep feed were significant different affected (P<0,01) on body weight gain and income over feed cost, but no significant different on feed consumption, feed efficiency, blood Hb and blood glucose.  R2 treatment (2,5% palm sugar and 5% lard) showed income over feed cost higher because body weight gain were higher.   ABSTRAK Sebuah penelitian telah dilakukan di Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kota Kupang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek penggunaan pakan krip yang mengandung gula aren dan lemak babi dari babi muda usia 3-8 minggu pada performan, hematologi dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan 20 anak babi berusia 2 minggu dengan rata-rata berat badan awal 2,31 kg (KV = 13,5%). Para pakan terdiri dari jagung kuning, kacang tanah, kacang hijau, tepung ikan, garam, pigmix, dan minyak kelapa. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Ke-5 perlakuan adalah: (1) R0 (tanpa pakan krip); (2) R1 (0% gula aren dan 7,5% lemak babi); (3) R2 (2,5% gula aren dan 5% lemak babi); (4) R3 (5% gula aren dan 2,5% lemak babi); dan (5) R4 (7,5% gula aren dan 0% lemak babi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pakan krip  memberikan pengaruh nyata (P <0,01) terhadap bobot badan dan pendapatan atas biaya pakan, namun tidak berbeda nyata  pada konsumsi pakan, efisiensi pakan, Hb darah dan glukosa darah. Perlakuan R2 (2,5% gula aren dan 5% lemak babi) menunjukkan pendapatan atas biaya pakan tinggi karena kenaikan berat badan yang tinggi

    EFISIENSI PAKAN DAN KUALITAS KARKAS BABI YANG MENDAPAT SUPLEMENTASI LARUTAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) DALAM “LIQUID FEEDING” (Feed eficiency and pigs carcass quality wich gets supplementation of moringa oleifera solution in liquid feeding)

    No full text
    The study aimed at evaluating the effect supplementation of moringa (Moringa oleifera. L) leaves solution into liquid feeding on feed efficiency and carcass quality in landrace crossbred  growing-finishing pig. There were 12 barrows with 18 – 45 (average 29.17) kg, CV 24,17% initial body weight used in the study. Trial method using block design 4 treaments with 3 replicates pocedures were applied in the study. The 4 treatment diets offered in the trial were: T0 = basal diet (control) T1 = basal diet + Moringa leaves colution 5%; T2 = basal diet + Moringa solution 10%; and T3 = basal diet + Moringa solution 15%. Variables evaluiated in the study were: Feed efficiency, carcass quality (carcass weight, carcass percentage, loin eye area and bact fat). Results this study shows the treatment of moringa leaf solution supplementation markedly into liquid feeding is not significant (P>0.05) increased on feed efficiency, carcass weight and loin eye area but significant increased (P>0.05) on carcass percentage and reduced back fat thickness. The conclusion: the treatment of moringa leaf solution has the tendency to increase feed efficiency and can improve the quality of the carcass by increasing the loin eye area and decreasing the thickness of back fat. It was concluded that moringa leaf supplementation in liquid feeding > 10% of the feed can improve carcass quality.Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” terhadap efisiensi pakan dan kualitas karkas babi peranakan landrace fase grower-finisher. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi dengan berat badan awal 18 - 45 kg (rata-rata 29,17kg; KV= 24,17%). Metode yang digunakan adalah  rancangan acak kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yakni R0 = Basal liquid tanpa larutan daun kelor (kontrol); R1 = Basal + larutan daun kelor 5%; R2 = Basal + larutan daun kelor 10%; dan R3 = Basal + larutan daun kelor 15%. Variabel yang diteliti adalah: efisiensi pakan, berat karkas, persentase karkas, luas daging mata rusuk (loin eye area) dan tebal lemak punggung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” meningkatkan efisiensi pakan, berat karkas dan luas daging mata rusuk secara tidak nyata (P>0,05), namun  nyata (P<0,05) meningkatkan persentase karkas dan menurunkan tebal lemak punggung. Disimpulkan bahwa suplementasi larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” >10% dari pemberian pakan dapat memperbaiki kualitas karkas

    Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (Haccp) Pada Proses Pengolahan Produk Ikan Tuna Beku Di Unit Pengolahan Ikanpelabuhan Benoa – Bali

    Full text link
    Sistem manajemen mutu dan kemanan pangan yang diterapkan saat ini adalah HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).Faktor penunjang yang menjadi pra-syarat keefektifan penerapan HACCP sebagai sebuah sistem pengendalian mutu adalah terpenuhinya persyaratan kelayakan dasar (GMP dan SSOP).Untuk itu perlu diketahui tingkat penerapan kelayakan dasar (GMP dan SSOP), tingkat penerapan HACCP serta strategi penerapan HACCP.Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional. untuk mengetahui tingkat penerapan kelayakan dasar (GMP dan SSOP) serta tingkat penerapan HACCP adalah berdasarkan pada jumlah penyimpangan minor, mayor, serius dan kritis.Penentuan strategi penerapan HACCP dengan menggunakan matrik analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan kelayakan dasar dan tingkat penerapan HACCP pada 15 unit pengolahan ikan yaitu, terdapat 9 unit pengolahan ikan dengan klasifikasi tingkat A (baik sekali) dan 6 unit pengolahan ikan dengan klasifikasi tingkat B (baik).Strategi penerapan HACCP pada proses pengolahan produk ikan tuna beku di unit pengolahan ikan Pelabuhan Benoa-Bali yaitu strategi untuk meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan serta kualitas lingkungan di lokasi penelitian. Artinya unit pengolahan ikan dilokasi penelitian harus menjaga dan mempertahankan posisi yang berada dalam kondisi yang baik serta melakukan perbaikan-perbaikan internal, baik yang menyangkut bidang produksi, kelembagaan serta pengelolaan lingkungan.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa unit pengolahan ikan pada lokasi penelitian di Pelabuhan Benoa telah menerapkan kelayakan dasar (GMP dan SSOP) serta penerapan HACCP dengan baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk jaminan mutu dan keamanan pangan serta kualitas lingkungan perairan pantai di Pelabuhan Benoa

    Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (Haccp) Pada Proses Pengolahan Produk Ikan Tuna Beku Di Unit Pengolahan Ikanpelabuhan Benoa – Bali

    Full text link
    Sistem manajemen mutu dan kemanan pangan yang diterapkan saat ini adalah HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).Faktor penunjang yang menjadi pra-syarat keefektifan penerapan HACCP sebagai sebuah sistem pengendalian mutu adalah terpenuhinya persyaratan kelayakan dasar (GMP dan SSOP).Untuk itu perlu diketahui tingkat penerapan kelayakan dasar (GMP dan SSOP), tingkat penerapan HACCP serta strategi penerapan HACCP.Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional. untuk mengetahui tingkat penerapan kelayakan dasar (GMP dan SSOP) serta tingkat penerapan HACCP adalah berdasarkan pada jumlah penyimpangan minor, mayor, serius dan kritis.Penentuan strategi penerapan HACCP dengan menggunakan matrik analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan kelayakan dasar dan tingkat penerapan HACCP pada 15 unit pengolahan ikan yaitu, terdapat 9 unit pengolahan ikan dengan klasifikasi tingkat A (baik sekali) dan 6 unit pengolahan ikan dengan klasifikasi tingkat B (baik).Strategi penerapan HACCP pada proses pengolahan produk ikan tuna beku di unit pengolahan ikan Pelabuhan Benoa-Bali yaitu strategi untuk meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan serta kualitas lingkungan di lokasi penelitian. Artinya unit pengolahan ikan dilokasi penelitian harus menjaga dan mempertahankan posisi yang berada dalam kondisi yang baik serta melakukan perbaikan-perbaikan internal, baik yang menyangkut bidang produksi, kelembagaan serta pengelolaan lingkungan.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa unit pengolahan ikan pada lokasi penelitian di Pelabuhan Benoa telah menerapkan kelayakan dasar (GMP dan SSOP) serta penerapan HACCP dengan baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk jaminan mutu dan keamanan pangan serta kualitas lingkungan perairan pantai di Pelabuhan Benoa
    corecore